Selasa, 22 April 2014

Hati yang Tak Bisa ditinggali

Pada perjalanan itu kamu membawaku pada pemahaman tentang rasa yang sampai detik ini kucari jawabannya.
Kau membawaku pada kesempurnaan hati yang mencintai, hati yang tidak pernah mencintai seperti caramu mencintaiku, caramu menemukanku. Dan caraku mengasihimu.
Padamu aku belajar diam-diam menghapus air mata, karena bersamamu adalah keriangan yang tanpa suara. Kerinduan yang tak terobati, dan jemari yang tak saling menggenggam.
Didirimu terkadang kutemukan kegelisahan yang sarat, dimatamu kutemukan kesunyian yang sangat. Menyatu pada kesenyapan, tetap saja aku dan kamu tak pernah mampu untuk beranjak.
Di ingatanku kamu adalah cinta yang hangat. Karena hatimu yang membuatku ingin tinggal disana meski tanpa benderang cahaya terang. Dan dihatiku,…kamu adalah sekumpulan doa-doa yang diam-diam kubisikan.
Bersamamu adalah menemukan keping waktu beraroma biru. Meski pada segalamu tak pernah ada segala untukku. Dan diduniaku nyaris tak pernah mengarah padamu.
Entah kapan rasa menjadi tawar, dan kenangan menemukan ruang untuk hilang tak terlacak.  Bukankah ini sudah terlalu lama, ratusan kali almanak berganti.
Padamu yang tinggal diam-diam dalam garba, bukankah ada hati yang tak bisa ditinggali ? hatimu dan hatiku….

*Dari catatan Senja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar