Ya Robbi.
Ketika desing peluru Kau gantikan dengan gemuruh badai
berpacu
Ketika wajah-wajah garang Kau gantikan dengan kekalutan yang
meradang
Ketika luka lama Kau gantikan dengan duka nestapa
Ketika
secungkil kiamat Kau sematkan di Serambi Mekkah
Saat layar kaca
menyajikan kepiluan
Saat surat kabar menghidangkan kepedihan
Saat tak ada
yang kuasa menampik kemahakuasaanMu
Saat kami merasa diri ini tiada arti
dihadapanMu
Ya Robbi.
Pantaskah saat ini hamba bertanya
Apakah
Engkau sedang menumpahkan murka
Ataukah Kau sedang menyemaikan benih
cinta
Murka karena tikai tak kunjung reda
Ataukah cinta karena
sejatinya kami adalah saudara
Murka karena nafsu saling keras
kepala
Ataukah cinta karena kesedihan yang sama dirasa
Ya
Robbi.
Bilakah tak ada lagi tatap mata penuh curiga
Tak ada lagi
saling sapa dengan moncong senjata
Cukup kiranya putra bangsa mati
sia-sia
Wahai saudaraku di penghujung nusa dan di seluruh pelosok
negri
Mari jalin jemari merajut kasih
Sungguh teramat mahal kisah yang
telah kita warisi
Jangan pandirkan diri dengan apa yang telah terjadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar