Sabtu, 20 November 2010

Biarkan Hati yang Berfikir

Pada apa yang sudah terjadi hari ini, aku kembali berfikir, namun tidak dengan logika, melainkan dengan hati.karena hati selalu punya jalan pikirannya sendiri yang tidak dimiliki oleh akal.maka hatiku berfikir:ini adalah kesalahanku, karena kesalahanku juga aku menerima ini pada malam ini. selalu ada hubungan sebab akibat pada setiap peristiwa. maka pada peristiwa ini aku sadar sekali bahwa ini kesalahanku. kesalahan ku yang melukai diriku sendiri.
akhirnya air mataku berhasil tumpah juga setelah sekian lama tak tahu muaranya.
ada sesak,
ada haru,
ada sakit,
ada kecewa.
ada luka...
ada sayatan disini..
sedikit perih...
tapi tak apa...
mengumpat, menyesali apalagi membenci tetap bukanlah pilihanku..
atas semua luka ini, aku memilih untuk ikhlas dan memaafkan...
jauh....jauh...
sebelum kata maaf sempat terlontarkan...
aku belajar, bahwa ketika aku merasa sesak, aku tak perlu menuntut siapa-siapa, atau meminta pertanggungjawaban seseorang yang membuatku sesak untuk memperbaiki perasaanku.
aku belajar mengelastiskan hati, menambahkan berliter-liter oksigen kedalamnya agar perasaan sesak itu tak sampai membunuhku. ku jadikan hatiku bola karet yang membal ketika terhempas, bukan seperti porselen yang langsung hancur berkeping.
sekali lagi, aku tahu aku yang salah, namun ada sedikit kecewa akan caranya menyadarkanku.
sesuatu yang membuatku terperangah sangking tidak menyangkanya.
kata-katanya adalah sayatan,dan
sayatan demi sayatan itu benar-benar terasa perih,,
kecewa akan kata-kata nya yang mengandung luka, terus dan terus menghujam.
cuma Tuhan yang tahu keberkepingan ku tadi,,
belum pernah aku menangis sampai selelah ini,,,
benarkah aku sedemikian buruk dipikirannya?
atau memang aku yang sedemikian buruk buat nya
entahlah...
tapi, luka ini sekaligus menyadarkanku, bahwa kalau bukan karena cinta, kalau bukan karena sayang, tidak mungkin rasanya aku merasa sampai sesakit ini,,,
akhirnya aku semakin sadar akan arti dia buat ku..
luka itu tidak mungkin hilang begitu saja,
aku harus berbesar hati, bahwa dia yang aku sayang tetaplah manusia biasa yang tak sempurna...

aku rela...
aku ikhlas...
aku memaafkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar